Balada Mat Jagal

Di sebuah perkampungan hidup seorang legenda tukang jagal hewan ternak bernama MAT JAGAL. Dari namanya saja sudah menunjukkan bahwa ia bukan tukang bubur. Penampakan fisiknya sangat mendukung mata pencahariannya; badan tegap jumbo, perut bidang kotak-kotak, dan ada tiga codet dengan ukuran yang berbeda. Codet terbesar ia dapat ketika menjagal unta, codet selanjutnya ia dapat ketika menjagal sapi betina, dan codet terkecil ia dapat ketika menjagal ayam ketika ia masih berstatus sebagai trainee.

Kala idul adha tiba, Mat Jagal mendadak banjir order hingga lima kali lipat dari hari biasa. Kadang Mat Jagal berdoa agar setiap hari adalah Idul Adha.

Hari ini, selepas sholat ied Mat Jagal mendatangi tempat eksekusi pertama.

“Elu tau enggak kenapa gue sekarang pake baju merah?” Tanya Mat Jagal penuh jebakan di sela-sela penjagalan.

“Hmm.. karena lagi happening?”

“Ngaco. Karena gue akrab dengan DARAH! Kaya sekarang, gue akan membanjiri tempat ini dengan darah…” Ucap Mat Jagal dengan penuh kesombongan.

“……”

“Sekarang, elu barisin semua kambing dan Sapi. Gue sikat atu-atu..”
Dengan beberapa jurus, semua hewan qurban telah selesai dieksekusi Mat Jagal. Seluruh warga berdecak kagum. Mat Jagal semakin jumawa. Hingga seseorang datang tergopoh-gopoh seperti sedang dikejar banci.

“Mat, Mat…. Hahh… hahh..”

“Kalem, Bro. Ada apa?”

“Komplek sebelah butuh bantuan lo. Udah tiga tukang jagal yang nyoba, tapi gagal semua!”

“Ck, elu nyewa tukang jagal kawe tiga sih. Serahin ke gue, sekali sabet tu hewan qurban langsung jadi daging potong..”

Merasa tertantang, Mat Jagal bergegas menuju komplek sebelah. Di sana ia langsung mendapati tiga orang tukang jagal yang telah berubah wujud menjadi perkedel. Mat Jagal semakin tertantang. Dengan derap langkah meyakinkan ia berjalan melewati kerumunan warga.

“Tenang sodara-sodara, MAT JAGAL datang, masalah hilang! Mana hewan qurbannya?”

“Itu Mat, di dalam gudang.”

“Hah? Di dalam gudang?” Mat Jagal berpikir, pastilah pemilik hewan qurban itu adalah orang yang tajir mampus sehingga hewan qurbannyapun memerlukan perlakuan khusus. Mat Jagal semakin dan semakin tertantang. “Ini menarik, gue masuk ya.”

Lima menit berlalu kemudian Mat Jagal keluar dengan air mata haru. Apakah Mat Jagal berhasil membereskannya sehingga ia merasa bangga akan dirinya? Tapi kalau dilihat dari tampilannya, Mat Jagal berubah. Sebelum masuk Mat Jagal masih rapi jali, tapi begitu keluar dandanannya sebelas dua belas kaya anak STM habis digebugin. 

"Berhasil, Mat?"

Dengan isak tangis Mat Jagal langsung berkoar.

“Berhasil muka lu gepeng! KAMPRET! Kenapa ga bilang kalo hewannya tuh BANTENG?? Lagian siapa sih yang qurban BANTENG??! Heu…”

                                                       (Apa? Apa?)


Happy Idul Adha (walau telat)
_Abie With Love_
 

3 comments

  1. hahaha , kurban ko banteng .
    pantesan susah di sembelihnya , yang kurban kerbau aja suka susah nyembelihnya apalagi banteng :D

    ReplyDelete