NOVEL ROMANCE HARUS HAPPY ENDING?

Hai semua!

Sebelumnya mohon maaf nih, karena postingan baru yang biasanya muncul di hari Rabu, kali ini rilis di hari Kamis.  Saya berusaha ngeblog seminggu sekali, doakan semoga istikomah 😁. Konsistensi emang salah satu isu terberat dalam nulis hahaha.

Kali ini saya mau ngebahas sedikit tentang genre romance. Jadi, saat ini saya lagi ngikutin pelatihan membuat sinopsis bersama Ibu Rosi L Simamora dan saya mendapat satu ilmu baru di luar sinopsis: Genre romance punya kewajiban endingnya harus happy. Dengan kata lain, cerita romance tidak boleh sad ending. Terperanjat dong saya (cie, terperanjat😄). Mungkin dari teman-teman sekalian, informasi ini enggak mengejutkan ya, tapi saya baru tahu loh hahaha. Anyway, thanks Bu Rosi atas ilmunya😁.

Dari situ, saya coba googling cepat ke sana sini untuk ngulik informasi detail terkait hal tersebut. Pencarian saya jatuh pada websitenya Romance Writers of America yang secara gamblang menjelaskan bahwa dua elemen dasar pada setiap novel romance adalah a central love story and an emotionally satisfying and optimistic ending. Selain itu, di website book-genres.com juga menjelaskan bahwa selalu ada konflik yang menghalangi sebuah hubungan di dalam cerita romance, tapi konflik tersebut akan diselesaikan dengan happy ending. Jia Effendie, editor Storial, dalam blognya juga menyebutkan bahwa dalam cerita romance, pokoknya happy ending!

Kalau boleh saya rangkum dari beberapa sumber, karakteristik dari cerita romance antara lain:

1. Memiliki tokoh sentral pria dan wanita

2. Konflik yang menghalangi hubungan percintaan

3. Penyelesaian yang optimis dan menyenangkan (Happy Ending)

Ini hasil rangkuman cepat saya. Mungkin bisa jadi kurang tepat, tentunya akan saya update setelah menemukan referensi yang memadai. 

Sekarang, bagaimana menurut teman-teman pecinta romance nih, adakah karakteristik lain dalam cerita romance? atau ada poin penting yang sering terlewat dalam sebuah cerita romance? Saya akan senang sekali jika ada diskusi dan sharing dari teman-teman di kolom komentar 😁.

Setelah ini, saya jadi penasaran nih, bagaimana ya formula untuk genre lain seperti Fantasi, Komedi, atau Drama? Apakah teman-teman punya referensi yang oke?




6 comments

  1. Layaknya film dan drama, genre romance tentu harapannya pasti happy ending karena pembaca mana sih yang mau kisah yang dibaca berakhir tragis? Hahaha. Dari sepengamatanku doang sih ini, sepertinya genre romance harus happy ending itu mungkin karena tuntuntan juga sih, soalnya kalo di drama Korea pasti yang sad ending aja tuh banyak banget protes apalagi yang open ending hahaha

    Kalo aku pribadi sih lebih milih realistic ending kali ya, soalnya kalo emang ceritanya gak bisa dibikin happy tapi malah dipaksa bikin happy ending ya tentunya aku sebagai pembaca malah jadi jauh lebih kesel. Ini pendapatku sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selama ini sy kira romance bisa sad ending, ternyata harus happy ending ya haha... mungkin kalo sad ending, genrenya jadi tragedi kali ya.

      Setuju, realistic ending emang paling masuk akal. Tantangannya ada di keputusan eksekusi endingnya. Cmiw.

      Thanks atas diskusinya ya.. ^_^

      Delete
  2. Samaa, baru tau juga ternyata klo romance itu hrs happy ending.. Hehehe..
    Btw, sinopsis ca juga udah dikoreksi sama Mba Rosi, yeeeyy ^^

    ReplyDelete
  3. Baru tahu nih. Kayaknya Akemu pernah baca romance yang akhirnya sedih. Tapi jujur, aku ga suka nemuin buku , apapun temanya yg sad ending hahahaha. Lgs baper lamaaa mas. Mending cari yg happy.

    Tapi kalo dibilang romance wajib happy ending, kok yaa ga juga. Trus yg endingnya sad, ga dikategorikan romance kali yaa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti masuk tim Happy ending ya, Mbak?hehe
      Nah, kalau endingnya sad, kategorinya jadi drama mbak...

      Delete